Pengalaman “57Jaya Jamur”
dalam Pengelolaan & Pengamatan Jamur Tiram
Oleh: Ananta Choirul Anam
Artikel ini
sebenarnya khusus untuk menjawab banyaknya pertanyaan mengenai strategi panen
yang diharapkan bisa menghasilkan jumlah panen yang stabil.
Stabilitas dalam
kuantitas panen jamur tiram sangat diperlukan agar selalu dapat memasok jamur
ke pelanggan.. agar pelanggan ngga lari tentunya..
Sebuah pertanyaan sederhana yang membutuhkan
jawaban panjang dari hasil pendalaman literatur yang kemudian kami terapkan
dalam sebuah penelitian kecil yang sederhana.. Penelitian dari orang bodoh yang
tidak menggunakan kaidah-kaidah dasar metoda penelitian ini diharapkan dapat
sedikit memberikan gambaran bagaimana mengatur pembukaan cincin dapat
menghasilkan stabilitas panen.
Sebelumnya
mari kita kaji literatur yang kami dapatkan dari FAO berikut ini:
Untuk Oyster
Mushroom (jamur tiram), incubation periode adalah 4 minggu. Lalu
masa produksinya adalah :
Petikan/panen
pertama = 5 minggu
Petikan/panen
kedua = 8 minggu
Petikan/panen ketiga = 11 minggu
Petikan/panen keempat = 15 minggu
Petikan/panen kelima = 20 minggu
Sebagai
catatan :
Production
time is the number of weeks following inoculation. This will depend on the
season and to the amount of care given by farmers..
Artinya:
Waktu produksi adalah jumlah minggu
termasuk inokulasi. Ini masih sangat tergantung kondisi cuaca dan kualitas
perawatan dari petani jamur.
Dengan
literatur ini mungkin bisa menjawab pertanyaan.. apakah bisa produksi jamur
tiram dipercepat menjadi 2 bulan saja..?
Jawabannya.. sementara ini masih belum mungkin.. karena jamur memerlukan waktu
atau jarak antara panen pertama ke panen kedua ketiga dan seterusnya..
Ok.., untuk melihat itu mari kita
perhatikan foto-foto berikut. Foto ini sedikit menjelaskan saat awal produksi
mulai dari pembukaan cincin hingga panen..
Pembukaan cincin dilakukan tanggal 3 maret,
selanjutnya setiap pagi dilakukan raising yaitu pengejutan dengan menurunkan
suhu, menyiram kumbung di pagi hari
dan baglognya sedikit dengan spray halus
Pada tanggal 11 maret,
atau sekitar satu pekan dari pembukaan cincin, mulai muncul pin head atau bakal
buah jamur tiram putih .
Pada tanggal 15 maret, atau 4 hari kemudian dimulailah produksi
jamur tiram putih.
Tanggal 23 maret atau sekitar satu pekan kemudian,
terjadilah puncak panen jamur tiram..
Sederhananya:
Buka cincin --> 7 hari muncul pin head --> 4 hari mulai panen
--> 7 hari panen puncak.
Itu adalah waktu yang dibutuhkan jamur
tiram.
Sekarang yang
menjadi persoalan, jika kita memiliki baglog dalam jumlah tertentu (1000 baglog
misalnya) bagaimanakah karakteristik panennya..?
Apakah
langsung seluruhnya panen..?
Kami melakukan pengamatan dengan
menghitung jumlah baglog yang panen pada 55 hari pertama masa produksi.
Pengamatan kami lakukan pada kumbung dengan kapasitas 9000 baglog. Dari
sejumlah baglog tersebut, kami lakukan jarak pembukaan cincin baglog yang
berbeda untuk kemudian diamati pola pertumbuhannya.
Berikut ini adalah hasilnya:
Grafik berikut adalah pola pertumbuhan pada grup pembukaan kedua sejumlah 1523
baglog dan grup pembukaan ketiga sejumlah 1444 baglog. Jarak pembukaan pertama
dan kedua hanya 3 hari.
Grafik
berikut adalah pola pertumbuhan pada grup pembukaan ke empat ( 5 hari dari
pembukaan kedua)
Grafik
berikut adalah pola pertumbuhan pada grup pembukaan ke lima (10 hari dari
pembukaan kedua)
Grafik berikut adalah pola pertumbuhan pada grup
pembukaan keenam (12 hari dari pembukaan kedua)
Grafik berikut adalah gabungan dari jumlah baglog yang panen:
Kesimpulan yang dapat kita ambil dari
grafik tersebut adalah :
- Pola
pertumbuhan jamur tiram pada 55 hari pertama ternyata menunjukkan kesamaan
yaitu membentuk kurva naik turun dan naik lagi.
- Pola
grafik menunjukkan bahwa terjadi 3 kali panen pada 55 hari pertama. Jadi
jika dihitung termasuk masa inkubasi, menjadi sekitar 85 hari atau sekitar
12 minggu. Ini berarti literatur dari FAO yang menyebutkan 11 minggu tadi
sudah hampir sama dengan pengamatan kami.
- Pada satu
grup pembukaan (misal 1523 baglog pada pembukaan ke dua) Pola pertumbuhan
membentuk kurva yang menunjukkan masa produksi panen pertama sekitar 15
hari. Jadi dari sejumlah 1523 baglog tersebut tidak panen langsung
seluruhnya melainkan bergantian selama 15 hari. Puncak panen terjadi pada
7 hari setelah masa awal panen teramati. Ini sesuai sekali dengan foto
yang tadi kami tunjukkan. Pada tgl 15 mulai awal panen, tanggal23 panen
mencapai puncaknya.
- Pola masa
produksi grup pembukaan 15 hari ini juga mirip pada panen kedua dan ketiga
seperti yang ditunjukkan pada grafik tersebut.
- Jarak
antara puncak panen pertama dan panen kedua dan panen ketiga kurang lebih
sekitar 15-20 hari. Jadi bisa diamati, jika hari ini panen maksimal
(banyak) maka InsyaALLAH sekitar 15-20 hari kemudian akan terjadi panen
yang banyak pula.
- Berat
panen pertama, kedua, ketiga akan selalu mengalami penurunan.
- Pada jarak
pembukaan cincin yang kurang dari 1 minggu, maka pola pertumbuhan akan
mirip atau tidak terlalu berpengaruh.
- Pada jarak
pembukaan cincin sekitar 10-15 hari baru didapatkan perbedaan yang
memberikan pola panen yang stabil. Tampak pada grafik gabungan, saat panen
dari grup pembukaan kedua dan ketiga menurun, panen pada grup pembukaan ke
lima dan ke enam justru pada puncaknya.
- Dengan
mengatur jarak pembukaan baglog per grup sekitar 1 minggu diharapkan dapat
menghasilkan stabilitas panen yang baik
Berikut ini adalah
grafik hasil panen dalam kg dengan pengaturan pembukaan cincin baglog. Mungkin
masih dapat disempurnakan lagi. Tetapi dengan begitu masih bisa didapatkan
stabilitas. Pada 3 bulan masa produksi, hasil masih rata-rata 30kg - 50kg per
hari
Dari semua itu hal-hal
yang perlu diperhatikan adalah :
- Pola yang diamati khusus pada
jamur tiram putih
- Pola yang diamati tersebut masih
sangat tergantung dengan kondisi cuaca, suhu, dan kelembaban
Yang menjadi kata
kunci penting dalam pertumbuhan jamur tiram adalah:
Jamur memerlukan oksigen sebagai pemacu pertumbuhan, namun
jamur juga membutuhkan kelembaban yang optimal agar bisa tumbuh dengan baik.
Dua kondisi ini sering merupakan
kontradiksi, banyaknya oksigen/udara yang masuk ke kumbung dapat menyebabkan
kondisi kelembaban kumbung turun. Namun untuk menjaga kelembaban diperlukan
kumbung yang tertutup. Jadi memang petani harus sabar melakukan kondisi buka
tutup jendela kumbung dengan disertai memperhatikan terus kondisi kelembaban
optimal yang bisa menjaga kuantitas panen.
by:
Ananta
Choirul Anam